Kami saling menatap, persis seperti masa kanak2 dulu. Sedalam mungkin. Hingga hafal betul garis dan warna selaput pelangi kami yang sama persis.
Ya, persis seperti masa kanak2 dulu. Tanpa sepatah
katapun, menerka fikiran satu sama lain.
Saya
bisa menerka dia sedang menerka bahwa saya sedang menerka fikirannya.
Bahwa dalam kesunyian, semua bahasa menyatu.
tentang
embun
tentang
matahari
tentang
mimpi
tentang
kereta
atau
tentang segala hal yang telah jadi sangat terbiasa hingga tak lagi dihitung.
Dalam
kesunyian, semua bahasa menyatu.
Cukup
lama hingga kemudian kami berhenti, tersenyum, dan berkata bersamaan:
"Annus Mirabilis!!"